Skip to main content

Bagaimana Memahami Bida’ah?

Selepas sholat maghrib, seperti biasanya Haji Yunus melakukan dialog dengan para jama'ah. Malam itu kebetulan terang bulan, dan udara pun tidak terlalu dingin. Suasana nyaman itu mendadak menjadi panas akibat pertanyaan seorang jama'ah.

 

"Pak Haji, ijinkan saya bertanya soal bid'ah." demikian pertanyaan Ace, nama anak muda itu. Jama'ah tersentak kaget. Sudah beberapa tahun ini masalah sensitif tersebut tidak disinggung dalam Masjid Jami' di desa tersebut. Haji Yunus memang ingin menjaga keutuhan dan kekompakan ummat Islam di desa itu.


"Silahkan," jawab Haji Yunus dengan senyum khasnya. "Ada baiknya setelah sekian lama kita menahan diri dan bersikap toleran terhadap sesama, ada baiknya kalau sekarang kita dialogkan dengan toleran dan terbuka pula masalah ini. Biar kita terus dapat memelihara suasana persaudaraan di kampung ini."

 

Ace kemudian mulai bertanya, "saya sering membaca buku agama yang mewanti-wanti soal bid'ah. Baca Qunut bid'ah, Mauludan itu bid'ah, tahlilan itu bid'ah bahkan berzikir dengan tasbih juga bid'ah. Padahal konon setiap bid'ah itu sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka! Mohon pencerahan pak Haji!"

 

"Anakku," sapa pak Haji dengan penuh kasih sayang. "Sekitar lima belas abad yang lampau, Rasulullah saw bersabda, 'Sebaik-baiknya perkataan/berita adalah Kitabullah dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk dari Muhammad. Sementara itu, sejelek-jelek urusan adalah membuat-buat hal yang baru (muhdastatuha) dan setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka." [Lihat misalnya Shahih Muslim, Hadis Nomor [HN] 1.435; Sunan al-Nasa'i, HN 1560; Sunan Ibn Majah, HN 44 dengan sedikit perbedaan redaksi]

 

"Berarti benar dong...bid'ah itu sesat!" cetus Mursalin, jama'ah yang semula hanya duduk di pojokan Masjid, kini mulai maju ke depan mendekati sang Ustadz.

 

"Benar! Namun masalahnya apakah yang disebut bid'ah itu? apakah semua urusan yang belum ada pada jaman Nabi disebut bid'ah? Saya ke kantor pakai Honda, tetangga saya pakai Toyota, lalu Nabi pakai Onta. Apa ini juga bid'ah?" balas Burhanuddin, pegawai jawatan kereta api. Ada nada emosi di suaranya.

 

"Sabar...sabar. .."Haji Yunus berusaha menenangkan jama'ah yang mulai merasakan 'hot'nya suasana. "Kita harus lihat dulu konteks hadis tersebut. Nabi sebenarnya saat itu sedang membuat perbandingan antara hal yang baik dengan hal yang buruk. Hal yang baik adalah berpegang kepada Kitabullah dan Sunnah Nabi. Sedangkan hal yang buruk adalah melakukan sebuah perbuatan yang tidak ada dasarnya dalam kedua sumber itu."

 
"Tetapi...pak Ustadz..." Burhanuddin mencoba memotong keterangan ustadz.

 

"Nah, anda sudah berbuat bid'ah saat ini. Tidak sekalipun Nabi memotong perbincangan sahabatnya atau perkataan orang kafir. Ini adalah contoh paling jelas dan nyata dari perbuatan bid'ah. Dengarkanlah dulu penjelasan saya sampai selesai.

 

Setelah tiba giliran anda silahkan berkomentar. " tegur sang ustadz dengan lembut.

 
"Maaf..ustadz. ...silahkan diteruskan.. ." Burhanuddin menyadari kekhilafannya. Kadangkala merasa diri benar telah menimbulkan hawa nafsu dan setan berhasil membangkitkan nafsu tersebut.

 

"Saya ulangi, perbuatan bid'ah adalah perbuatan yang tidak ada dasarnya dalam kedua sumber utama kita tersebut. Namun ini baru setengah cerita. Bukankah seperti disebut ananda Burhanuddin tadi terdapat banyak urusan kita sehari-hari yang berbeda dengan yang dialami Nabi akibat perbedaan ruang dan waktu serta berkembangnya tekhnologi. Apakah ini juga tergolong bid'ah? Tidakkah menjadi mundur rasanya kalau kita harus memutar jarum sejarah lima belas abad ke belakang untuk mengikuti semua hal yang ada di jaman Nabi termasuk soal keduniawian? Tidak realistis rasanya kalau kita harus naik onta di desa ini hanya karena tidak ingin jatuh pada perbuatan bid'ah. Untuk itu perlu dipahami konteks bid'ah tersebut."

 

Jama'ah makin mendekat berdesak-desakan menunggu keterangan Haji Yunus selanjutnya.

 

"Jama'ah sekalian.... Syarah Sunan al-Nasa'i li al-Suyuti memberikan keterangan apa yang dimakud dengan "muhdastatuha" dalam hadis yang saya bacakan di atas. Disebut muhdastatuha kalau kita membuat-buat urusan dalam masalah Syari'at atau dasar-dasar agama (ushul). Dalam Syarh Shaih Muslim, Imam Nawawi menjelaskan lebih lanjut bahwa para ulama mengatakan bid'ah itu ada lima macam: wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah."

 

"Yang wajib adalah mengatur argumentasi berhadapan dengan para pelaku bid'ah. Yang mandub (sunnah) adalah menulis buku-buku agama mengenai hal ini dan membangun sekolah-sekolah. Ini tidak ada dasarnya dalam agama namun diwajibkan atau disunnahkan melakukannya. Yang dianggap mubah adalah beraneka ragam makanan sedangkan makruh dan haram sudah nyata dan jelas contohnya. Jadi kata bid'ah dalam hadis di atas dipahami oleh Suyuti dan Nawawi sebagai kata umum yang maksudnya khusus. Kekhususannya terletak pada persoalan pokok-pokok syari'at (ushul) bukan masalah cabang (furu').

 

"Jika kita menganggap hadis itu tidak berlaku khusus maka semua yang baru (termasuk tekhnis pelaksanaan ibadah) juga akan jatuh pada bid'ah. Kedua kitab Syarh tersebut juga mengutip ucapan Umar bin Khattab soal sholat tarawih di masanya sebagai 'bid'ah yang baik' (tentangg ucapan Umar ini lihat Shahih Bukhari, HN 1871). Dengan demikian Umar tidak menganggap perbuatan dia melanggar hadis tersebut, karena sesungguhnya yang di-"modifikasi" oleh Umar bukan ketentuan atau pokok utama sholatnya, melainkan tekhnisnya. Mohon dicatat, penjelasan mengenai hadis ini bukan dari saya tetapi dari dua kitab syarah hadis dan keduanya saling menguatkan satu sama lain"

 

"Kita juga harus berhati-hati dalam menerima sejumlah hadis masalah bid'ah ini. Sebagai contoh, hadis mengenai bid'ah yang tercantum dalam Sunan al-Tirmizi, HN 2701 salah satu rawinya bernama Kasirin bin Abdullah. Imam Syafi'i menganggap dia sebagai pendusta, Imam Ahmad menganggap ia munkar, dan Yahya menganggapnya lemah. Hadis masalah bid'ah dalam Sunan Ibn Majah, HN 48 diriwayatkan oleh Muhammad bin Mihshanin. Tentang dia, Yahya bin Ma'yan mengatakan dia pendusta, Bukhari mengatakan dia munkar, dan Abu Hatim al-Razi mengatakan dia majhul. Ibn Majah meriwayatkan hadis dalam masalah ini [HN 49], diriwayatkan oleh dua perawi bermasalah. Abu Zar'ah al-Razi mengatakan bahwa Bisyru bin Mansur tidak dikenal, Zahabi mengatakan Abi Zaid itu majhul. Kedua hadis Ibn Majah ini tidak dapat tertolong karena hanya diriwayatkan oleh Ibn Majah sendiri, yaitu "Allah menolak amalan pelaku bid'ah, baik sholatnya, puasanya...dst. Namun Saya tidak bilang semua hadis tentang bid'ah itu lemah lho...."

 

"Pak Haji, bisa tolong membuat batasan masalah pokok agama itu apa saja dan masalah cabang atau furu' itu yang bagaimana" tanya Ace yang sebelumnya sibuk mencatat nomor hadis dan kitab hadis yg disebutkan Haji Yunus.

 

"Yang disebut asal/pokok/dasar Agama adalah ibadah mahdhah yang didasarkan oleh nash al-Qur'an dan Hadis yang qat'i. Dia berkategori Syari'ah, bukan fiqh. Kalau sebuah amalan didasarkan pada dalil yang ternyata dilalahnya (petunjuknya) bersifat zanni maka boleh jadi amalan tersebut akan berbeda satu dengan lainnya. Ini disebabkan zanni al-dalalah memang membuka peluang terjadinya perbedaan pendapat. Sementara kalau dilalah atau dalalahnya bersifat qat'i maka dia masuk kategori Syari'ah dan setiap hal yang menyimpang dari ketentuan ini dianggap bid'ah. Jadi, sebelum menuduh bid'ah terhadap amalan saudara kita, mari kita periksa dulu apakah ada larangan dari Nabi yang bersifat qat'i (tidak mengandung penafsiran atau takwil lain) terhadap amalan tersebut?"

 

"Jikalau tidak ada larangan, namun dia melanggar ma'lum minad din bid dharurah (ketentuan agama yang telah menjadi aksioma), maka dia jatuh pada bid'ah. Kalau tidak ada larangan, dan tidak ada ketentuan syari'at yang dilanggar, amalan tersebut statusnya mubah, bukannya bid'ah!"

 

"Contohnya pak Kiyai...."


"Baik, ini adalah contoh praktisnya:

 

Apakah ada larangan memakai alat untuk berzikir (kita kenal dg tasbih atau rosario utk agama lain) ? Meskipun Nabi tidak pernah mencontohkannya, bukan berarti tidak boleh! Adalah benar dalam masalah ibadah berlaku kaidah, 'asal sesuatu dalam ibadah itu haram kecuali ada dalil yg membolehkan atau mewajibkan'. Nah, apakah memakai tasbih itu termasuk ibadah mahdhah atau tidak? Indikasinya adalah apakah zikir kita tetap sah kalau tidak pakai tasbih? tentu saja tetap sah, karena yang disebut ibadah adalah zikirnya, bukan cara menghitung 33 atau 99nya. Tasbih memang dipakai dalam zikir tetapi dia hanya masalah tekhnis. Seseorang bisa jatuh pada bid'ah kalau menganggap wajib hukumnya memakai tasbih untuk berzikir. Tetapi kalau memandang tasbih hanya sebagai alat tekhnis saja, tentu tidakmasalah.

 

"Ini yang saya maksud dengan membedakan mana ibadah inti dan mana tekhnis ibadah; mana ibadah mahdah dan mana ibadah ghaira mahdhah." Contoh lain, haji itu wukuf di padang Arafah. Ini ketentuan Syari'ah; bukan fiqh. Kalau anda wukufnya di Mina, maka anda berbuat bid'ah."

 

"Contoh lain....Nabi menyuruh kita melihat bulan untuk berpuasa. Sekarang kita lihatnya pakai teropong? Apakah ini bid'ah? Fungsi teropong kan hanya membantu saja (tekhnis/alat bantu). Jadi, sama dengan tasbih."

 

"Soal merayakan Maulid bagaimana?" tanya Mursalin.

 

"Sama saja...gunakan kriteria atau batasan yang saya jelaskan di atas.Anda bisa menilai sendiri. Pertama, adakah nash yang melarang atau menyuruh kita merayakan maulid Nabi?"

 

"Tidak ada" jawab jama'ah serempak.


"Apakah maulid nabi bagian dari ibadah inti atau ibadah mahdhah?

Apakah kita berdosa kalau meninggalkannya? "


"Tidak...." jama'ah menjawab lagi.


"Apakah hukumnya wajib menyelenggarakan maulid Nabi?"

"Tidak!!!"

 

"Bagus...anda sudah bisa menyimpulkan sendiri kan....Nah, contoh bid'ah yg nyata adalah menambah atau mengurangi jumlah rakaat dalam sholat. Karena ada perintah Nabi, "Shollu kama raytumuni ushalli"

 

"Bagaimana dengan masalah melafazkan niat atau ushalli dalam sholatustadz? " tanya pak Haji Ya'qub, seorang juragan ayam di desa itu.

 

"Yang diperintah itu adalah berniat. Di sini tidak ada perbedaan pendapat. Perbedaan mulai timbul: apakah niatnya itu kita lafazkan atau cukup dalam hati. Sama-sama tidak ada nash qat'i dalam hal ini, sehingga dia bukan masalah dasar atau pokok agama. Apalagi lafaz niatnya itu dibacanya sebelum takbiratul ihram. Sholat itu dimulai dari takbiratul ihram; apapun tindakan, ucapan atau pikiran anda sebelum anda takbiratul ihram sholat anda tetap sah. karena sholat dihitung dari saat anda mengucapkan takbiratul ihram."

 

"Bukankah ada hadis yg menyebutkan bahwa ketika sholat nabi langsung mengucap Allahu Akbar, tanpa membaca ushalli." tanya pak Haji Ya'qub penasaran.

 

"Benar...selama kita tidak menganggap bacaan ushalli itu wajib dibaca dan bagian dari sholat maka itu masuk kategori tekhnis ibadah. Lebih tepat lagi tekhnis berniat dalam sholat. Dalam hal Nabi langsung membaca takbir, berarti Nabi saat berniat sholat sudah mantap menyatukan antara ucapan, perbuatan, pikiran, motivasi dan kepasrahan. Lalu bagaimana dengan mereka yang perlu berkonsenstrasi memusatkan perhatiannya dg melafazkan niat? Saya memandang ini bukan bid'ah, Wa Allahu A'lam. Yang jelas melafazkan niat bukan bagian dari ibadah sholat; itu dilakukan SEBELUM takbir. Lha wong anda sebelum takbir aja gossip boleh kok...."

 

"Masak mau sholat nge-gossip dulu ustadz?" tanya Burhanuddin

 

"Maksud saya, contoh ekstremnya demikian. Nge-gossip sebelum takbir tidak akan membatalkan sholat anda. Lha wong sholatnya belum dimulai, kok sudah batal. Nah daripada antum pada nge-gossip kan lebih baik berkonsentrasi dengan segala cara agar sholatnya khusyu'."

 

Tanpa terasa...waktu isya' telah tiba. Haji Yunus menutup dialog kali ini dengan menyatakan: "Apa yang saya sampaikan ini tentu belum sempurna dan belum memuaskan antum semua. Saya mohon ampun kepada Allah atas kekhilafan dan kekurangan saya. Semoga Allah senantiasa menunjuki kita ke jalan yang lurus."

 

button_palestin13

Ps. dialog di atas bersifat fiktif. Kesamaan nama ataupun lainnya hanya kebetulan semata.

Saya hanya mengedit tulisan tanpa mengedit bahasanya untuk mengelakkan berubah maksud dan saya yakin ia boleh difahami oleh masyarakat Malaysia.

 

Tulisan asal oleh; Nadirsyah Hosen merupakan dosen Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Comments

  1. mantap..,
    izinkan saya copy artikel ini,
    saya akan letakkan linknya, jgn risau..
    hehe

    ReplyDelete
  2. silakan..tak nak letak xpe..kalau letak senang skit geng2 wahabi nak datang serang..hehehe..

    ReplyDelete
  3. Salam ustaz.. ape maksudnye zanni al-dalalah? satu lagi "ma'lum minad din bid dharurah (ketentuan agama yang telah menjadi aksioma)", ape makne aksioma? maaf ye ustaz, ana x kurang sket bhs indon.. Syukran ustaz..

    ReplyDelete
  4. Wslm..
    Dilalah dalam Al-Quran dan Al-Hadis ada dua jenis..satu yg qot'ie spt haram arak, babi dan satu lagi yg zonni (yang tidak disebut secara jelas samada haram atau tidak)yg ini yg berlaku perbezaan di kalangan ulama' dalam menetukan hukum..

    Ma'lum minad din bid dharurah itu maksudnya sesuatu hukum yg kita sudah tahu secara dhoruri (tanpa perlu kepada melihat dalil) spt solat 5 waktu wajib, arak haram dan sbgnya..sudah maklum kepada semua umat Islam akan hukumnya..

    ReplyDelete
  5. wah, bahasanya sukar sekali dong.

    -Sharing is Sexy-
    ini nggak bid'ah ya ustaz?

    cool~

    ReplyDelete
  6. Ini yang asal..mau ditukar tapi ngak mau jadi..nanti ditukarin ya dong..hehehe..kira-kira masuk kategori bidaah ngak seperti penjelasan di atas? fikir-fikirkan ya..

    ReplyDelete
  7. afwan..kalau tak jelas boleh tanya lagi ya..syukran kembali..

    ReplyDelete
  8. Salam..

    Bagus banget artikelnya :)

    Teruskan memberi pencerahan ya
    ustaz.

    ReplyDelete
  9. Wslm..

    Syukran..insyAllah pencerahan demi pencerahan akan dilakukan di blog ini..semoga ada manfaat bersama..

    ReplyDelete
  10. jangan risau wahai pengunjung sekalian..ustaz al amin mmg mantap....

    ReplyDelete
  11. tok guru kita Ust Hakimi pun mantap gak..ahlan2x..

    ReplyDelete
  12. Salam ustaz.. nak tanye lg, boleh x ustaz trg sket gune bhs melayu mengenai perenggan ke 16 yg trgkan mengenai hukum wajib, sunnah, makruh, haram n mubah tuh.. penerangan die kurang jelas.. syukran ustaz..

    ReplyDelete
  13. Wslm..
    Ini pembahagian yang disebut oleh ulama' kita seperti Sultanul ulama' Syeikh Izuddin Abdissalam dgn membahagikan bidaah kepada 5 hukum takhlifi. Bidaah (benda yg baru yg Nabi SAW tidak buat) boleh jatuh kepada hukum wajib, sunat, haram, makruh dan harus (mubah)..

    Cth2 bidaah yg wajib, sunat, haram, makruh dan harus telah disebut. Ana copy semula di bawah. Selain daripada cth ini, byk lagi cth lain yg boleh kita qiaskan spt mengumpul Al-Quran, mengumpul hadis dll;

    "Yang wajib adalah mengatur argumentasi berhadapan dengan para pelaku bid'ah. Yang mandub (sunnah) adalah menulis buku-buku agama mengenai hal ini dan membangun sekolah-sekolah. Ini tidak ada dasarnya dalam agama namun diwajibkan atau disunnahkan melakukannya. Yang dianggap mubah adalah beraneka ragam makanan sedangkan makruh dan haram sudah nyata dan jelas contohnya. Jadi kata bid'ah dalam hadis di atas dipahami oleh Suyuti dan Nawawi sebagai kata umum yang maksudnya khusus. Kekhususannya terletak pada persoalan pokok-pokok syari'at (ushul) bukan masalah cabang (furu').

    ReplyDelete
  14. sbnrnye ana kurang fhm penerangan yg dbrikan utk wajib n mubah tu. ape y dmaksudkn dgn "Yang wajib adalah mengatur argumentasi berhadapan dengan para pelaku bid'ah." n ape yg dimaksudkan dgn "Yang dianggap mubah adalah beraneka ragam makanan". tp x pela ust.. Alhamdulillah ana dh fhm ape yg cube nk disampaikan.. syukran skali lg...

    ReplyDelete
  15. maksud dia cth kepada bidaah yg wajib ialah mengatur argumentasi (ini drpd perkataan english argumentation) maksud dia membuat perbahasan atau menyediakan hujjah utk berdepan dgn pelaku bidaah yg haram seperti org yg mengatakan solat tdk wajib,subuh 4 rakaat atau sbgnya..menjadi kewajipan utk kita menyediakan hujjah utk berhadapan dgn mereka.

    Adapun yg bidaah yg mubah seperti macam-macam makanan yg kita makan.spt kita makan sate,nasik lemak padahal makanan ini tdk di makan oleh Nabi SAW namun ia tidak termasuk daripada bidaah yg haram tetapi bidaah yg mubah (harus) selagimana makanan itu tidak termasuk drpd perkara yg haram spt babi dan arak..

    ReplyDelete
  16. Syukran ust atas penerangannya..Alhamdulillah ana dh fhm...

    ReplyDelete
  17. Afwan..jika tidak jelas teruskan bertanya..InsyAllah ana akan cuba membantu..

    ReplyDelete
  18. Assalamu'alaikum sheikh,

    AlhamduliLlah, teruskan usaha enta. dan kita bersama-sama dalam menerangkan dan memberikan kefahaman tentang perkara ini kepada masyarakat yang awam. Mudah-mudahan mereka akan lebih faham.

    Dan kemudiannya diharapkan ramai saudara-saudara kita yang dapat menyebarkan pula ilmu yang disampaikan kepada orang lain. Semoga ALlah sentiasa membantu kita dalam membendung kefahaman yang salah dan yang memecahbelahkan umat Islam..

    Aminn Ya Robbb

    ReplyDelete
  19. ....mengapa dengan pertanyaan dalil yang melarang?( kalau ini adalah hujjah) mungkin banyak lagi masaalah akan mendatang tentang bid'ah.....

    ReplyDelete
  20. 1) Apakah masalah yang mendatang? Cuba nyatakan kepada saya?

    2) Bukankah Nabi SAW telah menyempurnakan Islam? Apakah ada satu perkara yang mungkar tetapi Nabi SAW tidak melarang umatnya?

    3) Jika jawapannya ada maka seolah2 Ukhti Zainab menafikan kesempurnaan Islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.

    4) Sebenarnya perkara ini cukup jelas. Suatu perkara yang baru atau bidaah selagimana ia tidak menyalahi syariat Islam maka ia tidak dikira sebagai suatu yang haram. Ini yang kita fahami daripada sekalian ramai ulama'.

    5) Persoalan kita nak panggil ia sebagai bidaah hasanah atau sunnah hasanah itu persoalan nama sahaja tetapi hakikatnya ia merupakan perkara yang hasanah di dalam Islam yang tidak dilarang oleh Allah dan Nabi SAW.

    6) Untuk memudahkan kita menghukumkan sesuatu, kita kembali kepada asas hukum yang lima samada wajib, sunat, haram, makruh dan mubah. Bukan dengan hanya melabel bidaah.

    7) Apakah ukhti berani katakan tahlil itu haram? Apakah ukhti berani katakan baca qunut itu haram? Apakah ukhti berani katakan membaca Al-Quran kpd org mati itu haram? Memberi orang makan di majlis tu haram? Membaca zikir beramai2 slps solat itu haram?

    8) Jika Ukhti mengharamkan sekalian di atas dan lain2 yang tidak pernah samasekali diharamkan bahkan ada nas umum daripada Al-Quran dan Al-Hadis yang menggalakannya. Ukhti dikira melarang sesuatu yang tidak dilarang oleh Allah dan NabiNya. Maka sebenarnya ukhtilah yang melakukan bidaah yang haram.

    ReplyDelete
  21. Salam,

    Wahai pembaca budiman teliti dasn kajilah lagi bab bid ah yg di utarakan ust amin ini..Pembaca mestilah mengetahui istilah Marsalih mursalah terkebih dahulu. selain itu marsalih al mukktabarah dan marsalih al mulghah. Rmai diantara kita yg tersilap dalam bab ini. Dulu saya ada pernah bertanya pada seorang ust ttg bidah,secara ringkasnya dia kata pada saya adakah naik kereta,dan kjapal terbang itu adalah bid ah masuk neraka! MasyaaLLAH ini adalah kejahilan yg nyata! Adapun dalam urusan keduniawi ia tidak dinamakan bidah malah ia disuruh untuk mendapat manfaat dan kebaikan yg tidak melanggari syarak. Ramai di antara ust2 kita yg mengunakan hujah Kata2 saidina Umar rh dalam mempertahankan amalan bid ah. Cthnya dalam perihal solat tarawih secara berjemaah. Kononnya Umar telah melakukan bid ah hasanah berdasarkan kata2 beliau. Ini adalah tidak tepat sama sekali! Sebelum Umar rh mengadakan solat secara berjemaah.Ianya sudah ditunjuki nabi saw. Pada mulanya solat tarawih sahabat melakukannya bersama nabi,tetapi hanaya untuk bebrapa hari sahaja. Pada satu hari Nabi saw tidak hadir solat di masjid( tarawih), sahabat tunggu sampai nabi memeberi penjelasan bahawa Nabi saw tidak mahu solat ini dijadikan wajib kerana pada zaman itu adalah zaman wahyu di mana nabi saw bimbang akan turun wahyu mewajibkannya. Jadi nabi saw memberhentikanny,adapun pada zaman umar rh wahyu sudah tiada lagi kerana nabi saw sudah wafat. Pada satu masa umar rh melihat bahawa ada 2 cara sahabat solat di masjid satunya secara bersendirian dan satunya secara berjemaah.Maka Umar rh menyatakan alangkah baiknya,jika akunsatukan mereka dalam berjemaah. Di sini yg saya mahu utarakan tidak boleh mengatakan ianya bidah! keran sudah mempunyai dasar daripada amalan nabi saw. Tidakkah pembaca sekalian tahu bahawa umar rh sangant membenci perkara bidah? Dan berbaliklah kepada hadis bahawa rasulullah saw bersabda ikutilah sunnahku dan sunnah kulafa arrasyidin al mahyidin. Adapun zaman sekarang amalan yg direka adakah boleh di terima? fikir2 kan. Saya akan menerangakn lagi dengan bab2 yg lain kemudian.

    wsalam.

    ReplyDelete
  22. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  23. 7) Apakah ukhti berani katakan tahlil itu haram? Apakah ukhti berani katakan baca qunut itu haram? Apakah ukhti berani katakan membaca Al-Quran kpd org mati itu haram? Memberi orang makan di majlis tu haram? Membaca zikir beramai2 slps solat itu haram?

    Saya akan cuba menjawabnya dengan baik.

    Jawapan mudah dan simple,adakah nabi saw dan kurun salafusoleh pernah melakukannya? Jika tidak maka tinggalkannya. adapun membaca quran kepada org mati ia adalah satu perbahaan yg angnat panjang tidak sesuai di pamerkan kepada org awam. Tetapi saya hanya meemberitahu bahawa Imam Syafie sendiri mengatakan tidak sampai pahala membca al quran kepada org yg sudah mati. Yang thabit ialah bertalkin yakni mengajar kalimah SYAHADAH kepada orang hampir mati(nazak) bukan org yg dah mati! (ambil perhatian)

    Adapun membaca yasin itu sebahagian ulama' mengatakan untuk memudahkan si mati untuk mati yakni semasa ajal datang(nazak). Nak dapat pahala dalah berdasarkan amalan kita di dunia sahaja,adapun jika sudah meninggalnya anak adam itu hanya tinggal 3 perkara sahaja,yakni amalannya,sedekah jariah dan doa anak yg soleh. Bab nak bg pahala kat org ni wallahu a'lam,setahu saya tiada dari amalan nabi( jika ada datangkan hujah).

    Bab qunut adalah khilaf antara ulama'.Rasanya sebilangan yg bersikap syadid sahaja yg mengharamkan, ia adalah khilaf,jika anda mahu membacanya,bacalah,dan tidak boleh menuduh org yg tidak mahu membaca dengan golongan yg tertentu. Kerana kita ikut hadis yg di utarakan mazhab,jadi jika hadis atau mazhab yg kita amal tidak tepat kita mestilah mencari yg terbaik! Seperti kata2 imam syafie: iza sohhan al hadis fa huwa mazhabi,jika sahih hadis tersebut itulah mazhabku. Dan diatara wasiat beliau adalah, jika penapatku bertentangn dengan mana2 hadis maka campakkanlah ke dinding.

    Disini yg saya mahu utarakan dan tekankan ialah bukan tidak mahu mengikut mazhab tetapi tidak ta'sub dan ekstreme pada mazhab.Ini kerana pandapat mazhab adalah tidak maksum, berdasarkan kata2 Nabi saw: kullu bani adam khottoin... setiapa anak adam itu akan melakukan kesalahan. Tetapi pendapat ulama' haruslahj di hormati. Jangan salah sangka mazhab adalah sangant di hormati dan disanjungi keilmuaanya.Kesimpulan jika kita bersama kelumpuk org yg berqunut maka kita raikan dan jika kita bersama org yg tidak berqunu,kita juga berlapang dada meraikan tanpa pertelingkahan.Ingat perselisihan tidak semestinya membawa kepada perpecahan.

    Memberi makan kepada keluarga si mati adalah SUNNAH! Yang menjadi problemnya ialah keluaraga si mati yg memberi makan kepada org yg datang ke rumah si mati.Ianya sangat bercanggah dengan hadis nabi saw.

    Bab zikir beramai itu kena faham dulu. Imam syafie meletakkan syarat ia hanyalh tujuan untuk mengajar. Adapun amalan2 masyarakat kita sekarang ini adalah sudah bercangah malah mengganggu jemaah lain yg sedang khusuk beribadah. wallahu a'lam.

    ReplyDelete
  24. Disini perlu ditekankan bukan masalah hukum haram atau tidak tetapi adalah tujuan mengutamakan sunnah saw itu.Adakah sesetengah golongan yg mengharamakan dan membidahkan itu dan ini dapat keuntungan disebalik mengharamkan itu? adakah dengan mengharamakan majlis tahlil memdapat keuntungan? tidak kerana ini adalah untuk menjaga agama daripada tercemar.
    Saya tahu ramai di antara org yg membenci wahabi adalah kerana sikap yg kadang2 keras dan suka memperlekehkan ulama' dan ust2. Tetapi apa yg saya nak tekankan disini adalah nilailah agama itu dengan ilmu dan hujah bukan individu yg kita benci dan tidak bersetuju,jika benar kita menerimanya dan jika tidak benar kita tolak.
    Adakah kita berasa gembira jika org bukan Islam menilai Islam dengan sesetengah individu yang jahat dan tidak beramal,tentu kita merasa kecewa tetapi nilai dan adillah Islam itu berdasarkan kebenaran wahyu. Dan yang penting ialah jagan muah melabel org..

    Semoga mendapat manfaat...Salam ukhuwwah dari saya..
    wslam..

    ReplyDelete
  25. Assalamu'alaikum,

    betul kata salafy tabligh tu, menilai dengan hujjah dan ilmu. Tetapi tidak cukup dengan hanya hujjah dan ilmu tanpa akhlak dan kefahaman.

    Untuk memahami ilmu perlu ada gurunya, begitulah dengan mengambil hukum dari al Quran dan hadith perlu dari pemahaman ulamak. Bahaya tiada ilmu dan disiplinnya kemudian terus kata contohnya :

    aku ambik hukum ini dari hadith sahih tau!

    sedangkan dirinya sendiri jahil tentang ilmu-ilmu alat seperti penguasaan bahasa arab, ulumul quran, ulumul hadith dan sebagainya. Teringat pula tentang mafhum hadith nih :
    Dari AbduLLah ibn Amr radiyaLLahu ‘anhu bahawa RasuluLlah sallaLLahu ‘alaihi wasallam bersabda yang bermaksud :

    ALLah subhanahu wa ta’ala tidak akan mengangkat ilmu pengetahuan dengan cara mencabutnya dari hati ulama, tetapi dengan cara mematikan mereka, dan jika sudah tidak ada lagi seorang ulama yang masih hidup, maka manusia akan mengangkat pemimpin di kalangan orang-orang yang jahil (bodoh), jika (para pemimpin tersebut ditanya tentang kemusykilan agama) maka mereka akan berfatwa tanpa dasar ilmu, dengan itu mereka menjadi sesat dan menyesatkan. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

    Sila rujuk : Prof Dr Yusuf al Qardhawi, Al Fatwa Bayna Al Indibat al Tasayyub, Fatwa & Antara Ketelitian & Kecerobohan, 1996, Thinker's Library, Selangor.

    Mengenai :

    Bab zikir beramai itu kena faham dulu. Imam syafie meletakkan syarat ia hanyalh tujuan untuk mengajar. Adapun amalan2 masyarakat kita sekarang ini adalah sudah bercangah malah mengganggu jemaah lain yg sedang khusuk beribadah

    Timbul persoalan : Yang anda nyatakan tersebut tuh adakah selepas solat? ataupun majlis zikir beramai-ramai? benarkah semua makmum di belakang tersebut semuanya memang dah tahu berzikir? Kemudian bagaimana pula sekiranya contoh : di masjid semua jemaah memang dah habis solat dan dibawa zikir beramai-ramai yang nih kena selidik sebelum nak jatuh hukum. Dan imam syafie pun adakah ia mengatakan haram pada zikir secara berjemaah tersebut?

    WaLlahu'alam

    ReplyDelete
  26. Wahai pembaca budiman teliti dasn kajilah lagi bab bid ah yg di utarakan ust amin ini..Pembaca mestilah mengetahui istilah Marsalih mursalah terkebih dahulu. selain itu marsalih al mukktabarah dan marsalih al mulghah. Rmai diantara kita yg tersilap dalam bab ini.

    Di atas ni ayat yg ana copy drpd salafy tabligh..

    Akhi menunding ramai yg tersilap dalam bab ini. Ana nak cakap kat salafy tabligh enta bukan sahaja tersilap faham tapi tulis pun enta tak reti. Ana tak rasa ini salah taip sebab 3 kali enta eja dengan perkataan yang sama..

    Yang sebetulnya masolihul mursalah bukan marsalih mursalah. Dan semua perkataan marsalih yang enta tulis tu salah. Yang sebenarnya Masolih Mu'tabarah, Masolih Mulghah..

    Kalau eja pun enta tak tahu, enta jangan nak cakap orang tak tahu. Kalau sekali enta salah ana boleh husnuzzhon enta tersalah taip, tapi ini 3 kali.

    Jangan duk rasa kita sahaja yang faham. Sehingga benda sekecil ini pun kita tidak tahu. Apalagi nak faham Al-Quran dan Al-Hadis kalau basic mcmni pun tak tahu.

    Mintak maaf, bukan nak hina tapi nak enta sedar betapa ilmu yg kita ada terlalu sedikit berbanding ulama'-ulama' kita.

    ReplyDelete
  27. marsalih al muktabarah dan marsalih al mughah yang ditulis oleh salafy tabligh ada dua kesalahan.

    1) Bukan marsalih tetapi masolih.

    2) Sifat mausuf kedua-duanya kena ma'rifah atau keduanya nakirah tapi salafi tabigh tulis dengan marsalih al muktabarah dan marsalih al mughah. Yang sebetulnya samaada kita sebut Al-Masolih Al-Mu'tabarah dan Al-Masolih Al-Mulghah atau masolih mu'tabarah dan masolih mulghah.

    Kalau basic bahasa arab sebigini tidak tahu bagaimana kira-kira dakwaan ingin memahami Al-Quran dan Al-Hadis secara terus tanpa merujuk ulama' sedangkan Al-Quran dan Al-Hadis berbahasa arab.

    Lucu yang amat. Mendakwa orang tidak memahami istilah tetapi dia tulis pun tidak tahu. Tolong jangan buat lawak di blog ana. Di sini bukan tempatnya..harap maklum..

    ReplyDelete
  28. Salam,

    ok ana terlupa untuk mengambil berat tentang cara menulis dan ana mengakuinya..Aasif

    Tetapi apa yg penting adalah isinya. janganlah kerana tulisan yg salah semua jadi salah.. Apa yg penting yg saya tekankan di atas tu adalah sangant penting yg selalu ustaz2 dan masyarakat awam salah faham..Mcm kes2 sebelum ni, ada seorang ust tu dia dah tak da hujah nak bagi kepada seseorang ni dan hujah terakhirnya pada seseorang ini ialah dia bukannya ustaz...?? tak kan guna hujah mcmni,,Hdayah tu milik Tuhan,Allah boleh bg kepada sesiapa sahaja yg Dia mahu tak kira ustaz atau tidak..(pembaca2 boleh renungkan)

    Copy dariustaz Amin:
    Lucu yang amat. Mendakwa orang tidak memahami istilah tetapi dia tulis pun tidak tahu. Tolong jangan buat lawak di blog ana. Di sini bukan tempatnya..harap maklum..

    Komen saya secara ikhlas, ustaz saya tidak pernah datang ke blog ustaz dengan tidak berakhlak malah memuji ustaz.tulisan diatas ini menunjukkan ust masih lemah dalam bab akhlak.. Saya tidak pernah mendakwa orglain tidak memahami istilah yg saya kata adalah masyarakat perlu membezakan dan perkara inilah selaluya menjadi salah faham msyarakat.. Jangan terlalu bangga dengan ilmu yg kita ada,tetapi sentiaalah rendah diri dan menghormati org lain walaupun melakukan kesalahan..Adalah ust tidak perna melakukan kesalahan,, Walaupun saya tidak pernah ke mesir tapi saya tahu bahasa di sana mcmana..berlainan dengan di mekah dan madinah.. Nasihat saya pada penuntut ilmu di mesir ialah jangan ponteng kelas ye.. nnt susah pula..he.he.maaf saja guraw..

    ReplyDelete
  29. Wslm..

    Maaf akhi salafi tabligh.kalau tidak pernah smp ke Mesir jgn bercakap soal mesir.kalau menjadikan hujjah bahasa mesir berbeza dgn bahasa makkah dan madinah, akhi terlalu naif dalam berbicara mengenainya. Akhi carilah maksud ana ini. Akhi akan malu pada diri sendiri bila akhi memahaminya.

    Jangan bercakap soal akhlak, kalau kita tidak berakhlak. Akhi mengatakan ana bangga dgn ilmu yg ada. Ana mahu tanya akhi. Skrg siapa yang suka menyalahkan siapa? Siapa yg suka membidaahkan siapa? Siapa yg duk takabbur seolah2 dialah satu2nya yang benar?

    Persoalan ponteng kelas? Akhi datanglah ke sini. Akhi akan faham apa nilainya Masjid Al-Azhar yg sudah 1000 tahun lebih berkhidmat utk agama Allah. Kenapa Al-Azhar tidak mewajibkan kuliah dan sbgnya? Kalau akhi hanya mendengar daripada kawan-kawan, itu bukan hakikat pengenalan selagimana akhi tidak melaluinya sendiri.

    Hujjah yg akhi gunakan sebelum ini telah dijawab dibyk blog oleh mereka yg berauthority. Akhi bacalah dan fahamilah dgn insaf. Ana tidak berhajat memanjangkan ruangan komen ana dgn menjawab hujjah2 yg sudah tidak relevan.

    Ana tunjukkan kedangkalan hujjah akhi. Perhatikan kata-kata akhi ini;

    "Kerana kita ikut hadis yg di utarakan mazhab,jadi jika hadis atau mazhab yg kita amal tidak tepat kita mestilah mencari yg terbaik! Seperti kata2 imam syafie: iza sohhan al hadis fa huwa mazhabi,jika sahih hadis tersebut itulah mazhabku. Dan diatara wasiat beliau adalah, jika penapatku bertentangn dengan mana2 hadis maka campakkanlah ke dinding".

    Walaupun Imam Syafie mengatakan sedemikian tetapi benarkah mazhab syafie ada yang salah? Tolong nyatakan sekalian ulama' yang mengikuti mazhab Syafie dr dulu smp skrg termasuk Al-Baihaqi, As-Suyuti, Al-Ghazali, Imam Nawawi, Ibnu Hajar 'Asqalani dan ribuan ulama' yg akhi boleh dapati di dalam kitab As-Saadah As-Syafi'iyyah yang mengatakan ijtihad imam Syafie yg tidak bertepatan dgn Al-Quran dan As-Sunnah?

    Mengapa ulama'-ulama' besar ini menclaim diri mereka sebagai bermazhab syafie jika mazhab syafie salah? Hanya golongan wahabi yg mendakwa salafi sahaja yg suka menyalahkan mazhab kononnya tidak tepat, salah dan sebagainya padahal basic kaedah ilmu pun tidak lepas berbanding ulama'. Org yang mcmni yg basic tak lepas nak kata As-Syafie salah?

    Sebaiknya akhi nasihatkan sahabat2 akhi yg suka membidaaahkan org supaya diam daripada akhi menulis di sini. Itu terlebih baik utk umat Islam. Akhi kena ingat. Jika wahabi tidak ada, tidak akan ada org yg menentang mereka?

    Mengapa wahabi ditentang jika mereka benar? Adakah kitab-kitab yang menentang mazhab Syafie dan yg lain seumpama ulama' menentang wahabi? Sila nyatakan kepada ana kitab-kitab ulama' yg menyatakan mazhab2 ini salah. Ana ada ratusan kitab yg menolak wahabi. Ini sudah tentu ada sesuatu yg tidak kena kepada kefahaman yg mereka bawa. jika tidak, ulama' pasti mengikuti mereka..

    ReplyDelete
  30. Assalamu'alaikum,

    kata saudara salafi tablighy :

    Seperti kata2 imam syafie: iza sohhan al hadis fa huwa mazhabi,jika sahih hadis tersebut itulah mazhabku.

    Ungkapan Imam Syafie inilah yang selalu disalahgunakan untuk kepentingan golongan wahhabi salafi. (maaf bukan ditujukan pada salafi tablighi).

    Sepatutnya kalam Imam Syafie ini perlu difahami dengan betul dan bukan hanya ambik sikit2 kalam ulamak kemudian digunakan sewenang-wenangnya tanpa ilmu dan kefahaman.

    Imam Syafie ada menyatakan :

    Apabila hadith itu sahih maka itulah mazhabku


    Penjelasan :

    Apa yang telah diucapkan oleh Imam Asy Syafie bahawa bila hadith itu sahih maka itulah mazhabnya. Ini bukan bererti bahawa kalau melihat suatu hadith sahih seseorang itu boleh menyatakan bahawa itu adalah mazhab syafie dan boleh diamalkan menurut zahirnya.

    Apa yang tersebut di atas hanya ditujukan bagi orang yang sudah mencapai darjat ijtihad dalam mazhab Syafie sebagaimana telah kami terangkan sifat-sifatnya atau yang mendekati sifat tersebut.

    Adapun syaratnya ialah ia harus mempunyai sangkaan yang kuat bahawa Imam Syafie rahimahuLLah belum pernah menemukan hadith tersebut atau tidak mengetahui kalau hadith itu sahih.

    Untuk mengetahui hal ini, ia harus menelaah semua kitab Imam Asy Syafie dan kitab-kitab para ulama pengikutnya. Sudah tentu syarat ini sangat sulit dan jarang dapat dipenuhi. Adapun diisyaratkan demikian kerena Imam Syafie RahimahuLLah sendiri sering meninggalkan (tidak mengamalkan) hadith-hadith yang telah dilihat dan diketahuinya dan menurut pendapatnya bahawa hadith tersebut cacat dalam riwayatnya. atau maknanya sudah dinasakh, ditakhsis, ditakwil atau sebab lainnya.

    Al Majmu' Syarah Al Muhazzab, Jilid I, hlm 64.

    Semoga dijauhkan dari menyalahgunakan kalam ulamak untuk kepentingan golongan atau diri sendiri.

    p/s; Untuk perbahasan tentang kalam Imam Syafie itu boleh juga rujuk di sini :

    http://jomfaham.blogspot.com/2009/05/perbahasan-berkenaan.html

    WaLLahua'lam

    ReplyDelete
  31. salam,

    Copy dr ust Amin,

    Walaupun Imam Syafie mengatakan sedemikian tetapi benarkah mazhab syafie ada yang salah? Tolong nyatakan sekalian ulama' yang mengikuti mazhab Syafie dr dulu smp skrg termasuk Al-Baihaqi, As-Suyuti, Al-Ghazali, Imam Nawawi, Ibnu Hajar 'Asqalani dan ribuan ulama' yg akhi boleh dapati di dalam kitab As-Saadah As-Syafi'iyyah yang mengatakan ijtihad imam Syafie yg tidak bertepatan dgn Al-Quran dan As-Sunnah?

    Ust dah salah tafsir maksud saya, saya tidak pernah mengatakan imam syafie berijtihad tidak bertepatan dengan al qurandan sunnah.Cumanya kata2 imam itu adalah bukannya maksum,dan di sini tidak bermakna kita tidak bersetuju denganya.Imam assyafie adalah salah seorang ulama' yg sangat warak dan hebat.Dia sangat kuat menentang amalam bid'ad yg bertentangan dengan sunnah.Saya tidak pernah merendah2kan mana2 mazhab malah bersyukur di kurniakn oleh Allah seorang yg faqih di dalam agama.Nnt ana bawakan cerita dan latar belakang tentang kehebatan imam assyafie.InsyaAllah!

    ReplyDelete
  32. Copy dari ustaz Amin:
    Tolong nyatakan sekalian ulama' yang mengikuti mazhab Syafie dr dulu smp skrg termasuk Al-Baihaqi, As-Suyuti, Al-Ghazali, Imam Nawawi, Ibnu Hajar 'Asqalani dan ribuan ulama' yg akhi boleh dapati di dalam kitab As-Saadah As-Syafi'iyyah yang mengatakan ijtihad imam Syafie yg tidak bertepatan dgn Al-Quran dan As-Sunnah?

    Jawapan:
    Imam Nawawi berselisih pendapat dengan Imam syafie rh dalam hal qias babi dengan anjing untuk samak tidak tepat di dalam al-majmu'syarah al-muhadzab.(Dah baca?). Pendapat al-imam syafie dalam bab ini adalah tidak tepat,kerana jikalau berdasarkan kepada dalil,Nabi saw menyuruh samak jikalau anjing menjilat bejana ataupun air liur sahaja.Adapaun memegang anjing dikala basah atau tidak tidak menjadi masalah kerana itu hanyalah TAFSIRAN imam syafie. Imam syafie memberi pendapat jika anjing kena samak,apatah lagi babi. Jadi persoalan di sini adakah ada dalil yang sahih mengatakan memegang babi itu wajib di samak? Saya tidak pernah jumpa dalil(jika ada nyatakan).Jadi ia hayalah satu penafsiran sahaja,jika tidak ada dalil maka ianya tertolak.

    Maka boleh saja berbalik kepada kata2 imam syafie:

    "Jika didapati apa yang aku ucapkan bercanggah dengan riwayat Rasulullah saw yg sahih,maka ia(hadith Nabi SAW) itu yg lebih utama.Janganlah kalian mengikutku."(Maksudnya jangan mengikut beliau jika pendapat beliau tidak bertepatan dengan sunnah SAW)
    (Al-Zahabi,siyar 'Alam al-Nubalak,jil:10,m/s:33)

    Katanya lagi:
    "Setiap hadis nabi saw adalah pendapatku,sekalipun kamu tidak mendengarnya daripadaku."(Al-Zahabi,op.cit,jilid:10,m/s:35)

    Inilah anatara ucapan beliau yang menggamabarkan keserdehanaan sikap dan keterbukaan beliau dalam menilai dan menerima pendapat lain yg lebih tepat.Wallahu a'lam.

    *Pesanan ringkas: Perselisihan tak semestinya membawa perpecahan
    Mengkritik juga tidak beerti menolak semuanya.

    Ya Allah saksikan aku sudah menyampaikan....

    ReplyDelete
  33. Enta tidak memahami apa maksud mujtahid mutlak,mujtahid mazhab,mujtahid fatwa dll istilah..salafi dan wahabi yang tidak mendalami kaedah usul fiqh bab ijtihad, mazhab, talfiq dan sebagainya terkeliru dengan pemikiran mereka sendiri. sedangkan semua itu ada penjelasan.

    Ana nasihatkan enta, dalami ilmu usul fiqh yang akan menjelaskan punca kekeliruan yg dicipta oleh salafi dan wahabi.

    Perbezaan pandangan Imam Nawawi dan Imam Syafie masih dalam linkungan mazhab syafie yg tdk akan difahami oleh golongan wahabi melainkan yang mendalami kaedah mazhab..sebab itu tidak ada yg dikatakan mazhab nawawi bahkan nawawi sudah masyhur bermazhab syafie.ulama' kita daripada dulu dan sekarang menerima 4 mazhab ini sebagai mazhab yang bertepatan dgn Al-Quran dan As-Sunnah. mereka yg menfikan hal ini mereka yg buta sejarah atau buta mata hati dan mereka telah melanggar ijma'. melanggar ijma' hukumnya haram seperti yg disebut di dalam kaedah fiqh berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadis.

    ReplyDelete
  34. teringat pulak mase sekolah menengah dulu, belajar Pendidikan Syariah Islamiah.
    di bawah kategori Usul Fiqh, ade bab Tujuan Belajar Usul Fiqh.
    iaitu "memahami kaedah ulama' mengistinbatkan hukum dan kenapa terdapat perbezaan pendapat di antara mereka".
    kalau bab ini dikuasai, maka mudah paham kenapa ada perbezaan pendapat, dan memahami bahawa perbezaan mereka bukannya "melawan".

    agaknya budak2 zaman sekarang tak belajar bab nih, sebab tuh pening.

    yg lagi pelik, kenapa rakan2 KISAS saya tak join salafi wahabi eyh? padahal diorang lagi mantap BA. lagi power amalan.
    sebab diorang belajar PSI kot.

    ReplyDelete
  35. copy from ust amin:
    Perbezaan pandangan Imam Nawawi dan Imam Syafie masih dalam linkungan mazhab syafie yg tdk akan difahami oleh golongan wahabi melainkan yang mendalami kaedah mazhab.

    saya nak tahu juga kaedahnya?Boleh terangkan?.Buat pengetahuan Ustaz saya mengambil pengajian Islam dan juga mempelajarinya.

    Quote from Ust Amin:
    sebab itu tidak ada yg dikatakan mazhab nawawi bahkan nawawi sudah masyhur bermazhab syafie.ulama' kita daripada dulu dan sekarang menerima 4 mazhab ini sebagai mazhab yang bertepatan dgn Al-Quran dan As-Sunnah. mereka yg menfikan hal ini mereka yg buta sejarah atau buta mata hati dan mereka telah melanggar ijma'. melanggar ijma' hukumnya haram seperti yg disebut di dalam kaedah fiqh berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadis.

    Jawapan:
    Ustaz siapa yg kata mazhab nawawi? Mmglah tepat dan benar Imam Nawawi bermazhab Syafie.Tetapi tidak bermakna dia mengikut secara membuta tuli dan ada juga mengkritik dan sebagainya seperti yg saya nyatakn di atas.Siapa yg menolak imam 4 mazhab,mmgle ke 4 imam mazhab ini adalah ulama' mazhab yg muktabar yg mahsyur disepakati majoriti ulama'.Memang benar kebanyakan ijtihad 4 imam tersebut menepati quran dan sunnah.Saya tidak pernah menafikan.Tetapi mereka tidak lari dari kesalahan dan kita boleh ber talfiq dalam sebahagian isu. Kebanyakan masyrakat Malaysia yg mendakwa mereka mengikuti mazhab syafie secara keseluruhan dan melarang mengikut mazhab lain adlah tidak tepat!

    Sebagai contoh:

    1.Dalam bab muamalat dalam mazhab syafie banyak yg tidak di ikuti,antara yg paling jelas ialah bai'i al-Mu'athot yg dianggap sah,tetapi tidak dalam mazhab syafie.Sedangkan banyak dalam transaksi muamalat,ia diamalkan dalam bentuk talfiq.Imam syafie berijthad akad sah jual beli mestilah menyebut "aku jual" dan "aku beli" sebagai syarat sah akad jual beli,tetapi adakah semua masyarakat Islam di malaysia mengamalknnya? Bagaimana jika kita mahu membeli air tin di dalam mesin menggunakan duit syiling,adakah perlu kita menunggu mesin tersebut berkata aku jual?adalah satu perkara mustahil dan persoalannya adakah tidak sah jual beli tersebut? Jika imam syafie masih hidup pasti dia akan mengubah pendapat,dan sebab itulah imam syafie ada qaul qadim(alhujjah) dan qaul jadid(al umm) dimana imam syafie menukar pendapat beliau di sebabkan perbezaan tempat dll.

    2.Dalam soal pembayaran zakat fitrah di Malaysia.Jika mengikut kepada pendapat imam syafie pemberian zakat hendaklah diberi mengikut makanan asasi sesebuah negara,cth di malaysia adalah beras.Tetapi kenapa di Malaysia tidak menggunakan beras? Syarat sah dalam mazhab syafie ialah ia perlu dikeluarkan dengan qud al-balad.Sebaliknya mengambil pendapat mazhab hanafi dan membolehkan penggunaan mata wang sebagai bayaran zakat fitrah kerana tuntutan ini berubah dengan perubahan masa.

    3.Persoalan azan di waktu solat jumaat. Di Malaysia azan waktu solat jumaat di laungkan 2 kali,dan ini berbeza dengan pendapat imam syafie yg mengatakan azan hanyalah satu kali sahaja.(Nak cerita bab ni kena tukar tajuk lain,ana boleh bahaskan..)

    4.Imam syafie mengatakan membaca al quran kepada si Mati adalah tidak sampai.Tetapi kenapa masyarakat kita selalu buat majlis baca yasin untuk di hadiahkan pada si mati?(Tak nak panjang lebar,nnt kata ana bid'ahkan org lain pula..)

    5.Keadilan dalam perkahwinan yang tidak dipenuhi.Contohnya masalah tutntutan akibat ingkar pertunangan,had umur perkahwinan,perwalian,fasakh, dan sebagainya.

    6.Niat puasa bulan Ramadhan secara sebulan penuh pada malam pertama.Ia merupakan ikutan mazhab maliki yang diamalakan dipelbagai tempat,sedangkan mazhab syafie tidak menerima amalan ini.

    *Banyak lagi yg boleh saya utarakan,tetapi cukuplah ini sahaja.
    Imam syafie adlah seorang nasir al-sunnah yg membanteras amalan yang tidak bersumberkan al quran dan sunnah.Kajian ttg mazhab syafie sewajarnya di rujuk kepada rujukan asal imam syafie.Rujukan ini terdiri daripada buku2 karangan beliau yg bersumberkan quran,sunnah,ijmak dan qias.

    Wallahu a'lam..

    "Ya Allah saksikanlah aku sudah menyampaikannya"

    ReplyDelete
  36. ya salafy tablighi...anta sebenarnya berhujah dengan kaedah yang salah...salah pada bertanya dan membukti, salah pada menerima dan memahami..."kalimah al-haq turid biha batil...kan us. al-amin cakap, wahabi tak akan faham bagaimana mazhab mengistinbatkan konklusi mereka...
    bila anta cakap "saya nak tahu juga kaedahnya?Boleh terangkan?"... menunjukkan anta memang tak tahu sikit pun pasal usul fiqh ataupun anta dah belajar, tapi anta lupa kerana terpengaruh sangat dengan salafism...
    anta lanjutkan lagi "Buat pengetahuan Ustaz saya mengambil pengajian Islam dan juga mempelajarinya"...betul ke pengajian Islam ahli al-sunnah wa al-jama'ah yang anta belajar?...kalu belajar, takdelah cakap imam nawawi khilaf atau kritik imam shafei...anta tahu ke masalah tarjih atau tashih dalam mazhab shafei?keduanya tidak bermaksud khilaf sebagaimana anta halusinasikan...
    pastu anta kata, imam shafei atau shafe'iyyah tak maksum sebab diharuskan talfiq...anta ulama' wahabi maksum ke? anta tak pernah baca ke pasal 'mahfuz' dan 'mukashafah' ulama' tabi'in dan itba' al-tabi'in?...anta faham ke maksud talfiq tu apa? dari coretan anta, talfiq bermaksud tukar ganti? jika demikian maksudnya, orang yang buat talfiq adalah orang yang tak mengaji pengajian Islam ahli al-sunnah wa al-jama'ah cam anta...
    anta kemukakan hujah muamalat dan penunaian zakat fitrah sebagai sebuah isu talfiq...walhal ianya isu ta'dil...
    anta sebut pula pasal azan 1 kali di sisi imam shafei, pengikut shafe'iyyah malaysia azan 2 kali...pastu anggap anta arifin hal ni."(Nak cerita bab ni kena tukar tajuk lain,ana boleh bahaskan..)"...kenapa besarkan hal yang dah difahami umum, ke anta nak tunjuk anta baru tahu? apa beza hukum amik wudhuk dengan basuhan 1 kali dengan basuhan 3 kali? tak sah ke 1 kali je?
    anta ulangi balik kes baca al-qur'an utk si mati tak sampai, sandar kepada imam al shafei lagi...anta tak khatam lagi ke syarah hadith 'Iqrau ala mautakum yasin'?...jika anta jawab 'mautakum' adalah yang nazak, yang mati anta panggil ape? mengaji ke bahasa arab ni? kalu anta ingkar tentang pahala ibadah sampai kepada si mati, anta tak khatam ke syarah hadith tentang 'inabah an al-ibadah'?...kalu anta anfi majlis tahlil pulak, anta tak khatam ke syarah hadith 'mara al-mu'min ala maqabir fa yaqul la ilaha illa Allah wahdahu...' (imam al-suyuti jelas panjang lebar dalam lubab al-hadith).semuanya ahadith ni sahih...kalu anta gatal nak tanya sahih atau tak, baik anta tanya diri anta dulu: dah belajar atau masih belum ilmu al-mustalahah?...
    jika anta nak tahu pula masalahan munakahat dan siyam mengikut mazahib arba'ah, sila lihat semua kitab fiqh mazahib arba'ah...boleh baca ke? betul tak nahu sorafnya?kalu tak boleh, bawa iqna', mintak us. al-amin ajarkan...
    akhir sekali anta puji imam al-shafei, betapa taqiyyah sifat anta ni...
    tak perlu anta bawakan kisah atau pujaan terhadap imam atau aimmah al-shafe'iyyah jika anta tak memahami mazhab shafe'i...lagi pula dengan kekurangan anta, anta akan merosak malah menjadikan pemahaman terhadap mazhab imam tercemar...
    apa yang anta persembahkan memang menjadi saksi kepada Allah SWT, saksi bahawa anta seorang yang naif dalam menjadi ansarNya.naif yang menjadikan anta buta melihat kekurangan diri sendiri... wa nauzubillah min zalik...beginikah nasir dinih?

    ReplyDelete
  37. apa itu wahabbi???

    ReplyDelete
  38. salam ust amin...
    *wahabi dan mujassimah:
    apa bezanya?
    adakah kedua2nya sama?
    .....syukran....

    ReplyDelete
  39. wslm..
    asal dulu puak mujassimah merupakan yg lain tetapi terkemudian wahabi terpengaruh dengan fahaman akidah ini.dulu dikenali sbg al-hanabilah al-mujassimah..

    ReplyDelete
  40. salam ust
    klu pasal marhaban, gunting rambut, bersanding dan salam keretapi tu kira bidaah atu cm mna?

    ReplyDelete
  41. Wa'alaikumussalam..
    marhaban tdk bidaah..alunan pujian kpd Nabi SAW.
    gunting rambut ni maksud dia bercukur ke? bercukur sunnah.
    bersanding kalau dipamerkan kpd yg sah nikah/ajnabi maka hukum dia haram..kalau kembali kpd hukum asal suami isteri duduk bersebelahan itu harus..
    salam keretapi ni saya xpernah dengar..mcmn tu?

    ReplyDelete
  42. Salam...
    saya ni pembaca setia yg selalu mengikuti blog al-amin ni.blog yg sangat menarik.tahniah kpd al-amin..
    pertama sekali saya ni bukan wahabi.cuma saya x bersetuju dengan cara al-amin dan rakan2 menjawab hujah2 salafy tablighi..sebagai pembaca yang bukan dari latarbelakang agama (sekolan menengah agama, tapi jadi engineer) saya hanya bersandarkan pembacaan semata2 untuk mendalami lebih dalam isu2 khilafiah dalam agama. pada pandangan saya, apa yang ditulis salafy tiada yang salah. tulisan yang sopan santun, tidak merendah2 sesiapa, gaya bahasa yang halus, yang mana tulisannya adalah untuk menyatakan pendirian dalam keyakinannya. sebagai pembaca setia, saya mengharapkan al-amin akan berhujah dengan gaya yang sama, sopan santun, tidak merendah2 salafy, agar orang yang tidak faqih macam saya ni dapat memahami dan tau akan hujah dan kefahamn salafy yang tidak betul.akan tetapi sebaliknya al-amin tidak menjawab soalan seperti yg selayaknya seorang ustaz memberi jawapan, akan tetapi hanya jawapan (yg bukan jawapan) yang penuh emosi semata2.dan menunjuk2 seolah2 alamin tahu semua perkara, dan seolah2 salafy ni jahil (dan menyuruh salafy mendalami ilmu sebelum berhujah). harap maaf kalau berkecil hati.. saya cuma ingin mengeluarkan segala kegusaran yg terbuku di hati, takut2 kalau ustaz2 mesir ramai yg berhujah dengan emosi untuk menjawab wahabi dll, semakin ramai pembaca yg akan hilang hormat pd mereka. untuk pengetahuan alamin, saya bukan wahabi, dan saya selalu mengikuti blog ini, dan banyak ilmu baru yg dapat saya ambil dari blog ini. terima kasih..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Al-Quran itu qadim

Sebelum daripada kita memahami Al-Quran itu qadim maka kita fahami dahulu makna qadim dan pembahagiannnya supaya jelas kefahaman kita mengikut pengajian ilmu tauhid. Apakah yang dimaksudkan dengan qadim. Qadim bermaksud tidak ada permulaan bagi adanya. Di dalam bahasa arab qadim juga bermaksud lama tetapi bukan ini yang dimaksudkan dengan qadimnya kalamullah (al-Quran) kerana lama itu ada permulaannya.. seperti kita katakan bangunan itu lama.. lama di sini menunjukkan adanya permulaan kepada adanya bangunan tersebut. Ulama’ ilmu kalam atau ilmu usuluddin membahagikan qadim itu kepada 3 ; 1) Qadim zamani. 2) Qadim idhofi. 3) Qadim zaati. Qaqim zamani : Qadim yang melibatkan masa. Qadim ini ada permulaan bagi adanya. Seperti contoh yang kita sebutkan di atas. Bangunan itu qadim. Bangunan itu lama. Tetapi lamanya ada permulaan. Qadim idhofi : Qadim yang meibatkan sandaran atau nisbah. Seperti kita katakan ayah lebih qadim daripada anak. Seorang ayah lahirnya sebelum lahirnya si anak. Must

Sejarah Ringkas Kaum Musyabbihah/Mujassimah

"Gambaran tuhan bg agama yahudi yang duduk di atas arasy" Kaum musyabbihah ertinya kaum yang menyerupakan. Kaum musyabbihah digelari kaum musybih (menyerupakan) kerana mereka menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Mereka mengatakan bahawa Allah bertangan, berkaki, bertubuh seperti manusia. Ada juga orang yang menamakan kaum ini dengan “kaum mujassimah”, yakni kaum yang mengisbatkan tubuh kerana mereka mengisbatkan tubuh bagi Allah. Mereka mengatakan Allah bertubuh terdiri daripada darah, daging, bermuka, bermata, bertangan, berkaki bahkan ada yang mengatakan bahawa Allah itu mempunyai alat kelamin dan kelaminnya itu laki-laki. (lihat syarah nahjul Balaghah juzuk iii, hal. 255). Ada juga orang yang menamakan mereka dengan “kaum hasyawiyah”. Hasyawiyah ertinya percakapan kosong, percakapan di luar batas, percakapan hina-dina. Jadi, mereka itu adalah kaum “bercakap kosong”. Kebanyakan

Siapa mu’attilah???

1. Seringkali kita terbaca di laman-lama wahhabi yang menyamakan akidah Imam Abul Hassan Al-‘Ashaari dan Al-‘Ashaairah (ulama’ yang mengikuti manhaj Imam Abul Hassan Al-‘Ashaari) Rahimahumullah dengan pandangan معطلة (mu’attilah) yang menafikan sifat bagi Allah. 2. Siapakah sebenarnya muattilah? معطلة هم المعتزلة لأنهم نفوا الصفات القديمة عن الله وعلى رأسهم واصل بن عطاء Mu’attilah mereka  itu muktazilah kerana mereka menafikan sifat yang qadim daripada Allah dan dikepalai oleh Wasil Bin ‘Ato’. Kitab Al-Mu’jam As-Syaamil li mustolaahtil falsafah, Doktor Abdul Mun’iem Al-Hufni, mukasurat 817. 3. Golongan mu’attilah merupakan nama lain bagi golongan muktazilah yang menafikan adanya sifat bagi Allah. Pada pandangan mereka Allah mendengar dengan zat, berkata-kata dengan zat, melihat dengan zat dan sekalian daripada sifat ma’ani itu dinafikan oleh golongan muktazilah atau mu’attilah. 4. Kenapa mereka menafikan sifat bagi Allah? Kerana mereka terpengaruh dengan konsep falsa